Bismillaahirrahmaanirraahiim
Sore guys, meet again with me! Hhe. Biasa guys,
mumpung lagi gak ada kerjaan, ane coba isi waktu luang buat ngeramein ini blog
(hhe, kasian atuh blog sendiri dianggurin). Oke guys, kali ini ane ingin
berbagi secuil hikmah yang ane dapet dari kakak ipar ane saat ditengah
perjalanan. Jujur, awalnya ane kurang respect sama beliau, karena ane pikir orangnya
biasa2 aja, malah cenderung pemalu. Namun, prasangka itu berubah 180 derajat
setelah mendengar kisah hidup beliau semasa remaja). oke guys, tak usah
berpanjang lebar lagi, pantengin terus postingannya, hhe
Hari itu hari minggu, seperti biasa ane harus
merantau kembali ke ibu kota untuk mencari sesuap nasi (cie elah, gaya lu tong,
wkwkw). Nah, tak disangka ane dapet ajakan tumpangan gratis dari kakak ipar ane
menuju terminal (lumayan ngirit ongkos). Meskipun agak2 pikir2 juga, karena
kebayang di jalan bakal boring banget, akhirnya ane putusin untuk nebeng sama
beliau.
Dimulailah perjalanan perdana ane bersama beliau
dengan sepeda motor cs1 nya. Di awal perjalanan seperti yang ane duga, sepi
menghiasi. Akhirnya ane coba inisiatif memulai pembicaraan. Biasa, diawali
dengan basa basi, sampai ane akhirnya berhasil memancing beliau menceritakan
pengalaman akademiknya. Dan betapa kagetnya ane mendengar penuturan beliau. Orang
yang di depan mata ane seperti biasa-biasa saja, ternyata telah aktif
berorganisasi semenjak SMA, bahkan bisa dikatakan aktivis dakwah. Dimulai dari
remaja masjid SMA, ikut mentoring ikhwah, ikut diskusi bersama orang-orang HT,hingga
demo di gazibu sekaligus orssi bersama partai ikhwah (dia satu-satunya anak SMA
yang berorasi. Wih ga kebayang tuh aktifnya beliau semasa SMA, bahkan guru2 di
SMA nya pun khawatir sama beliau, takut2nya beliau terbujuk untuk jihad ke
palestina, hha.
Sebagai orang yang aktif berorganisasi semasa
SMA, menjadikan beliau diangkat menjadi ketua angkatan semasa awal masuk kuliah.
Namun katanya, kejenuhan berorganisasi dia alami saat masuk kuliah. Sempat ditawari
menjadi presiden BEM oleh aktivis ikhwah, dia menolak dengan berbagai alasan. Dia
hanya mengikuti organisasi pelatihan baca tulis qur’an di kampusnya. Masa kuliah,
dia lebih banyak habiskan waktunya untuk mengaji. Selain tercatat sebagi santri
di al-falah dago, dia juga sering mengaji ke DT (Aa Gym, Pusda’I dan ustadz-ustadz
pesohor lainnya. Yang bikin ane kaget, ternyata dulu dia juga sering mengaji
bareng tokoh syi’ah Indonesia, yakni ust. Jalaluddin Rahmat. Dan yang lebih
bikin ane kaget lagi, penuturan beliau mengenai siapa sebenarnya ustadz jalal
itu.
Para pembenci syi’ah mungkin mendengar nama
jalaludin rahmat kupingnya langsung panas (hhe, awalnya termasuk ane juga).
Namun ternyata, dibalik ke syi’ahannya, kata beliau, ustadz jalal adalah ulama
yang kaya akan ilmu dan wawasan bahkan katanya hanya ada 1000:1 di dunia ini
(sehebat itukah?). Katanya, Ust. Jalal menguasai beberapa bahasa asing seperti
german, Prancis, turki dan Persia (itu seinget ane ya).Nah, kalau bahasa
inggris sama arabnya mah ga usah ditanya lagi atuh, hhe. Konon katanya, saat
kaka ipar ane masuk ke perpustakaan ustadz jalal, berak-rak buku tejejer rapi
dengan literature asing (non-bahasa Indonesia). Kurang greget gimana coba?! hha.
Bahkan ulama-ulama sekaliber ust. Athian Ali (yang mengharamkan syi’ah) kalah
berdebat dengan ustadz Jalal (karena ilmunya yang ga sepadan). Gak percaya ya? Hhe
sama awalnya juga ane gak percaya. Namun, sikap para ulama-ulama dari golongan
NU dan Muhamaddiyah , seperti KH Said Aqil Siradz (ketua PBNU), KH. Din
Syamsudin (ketua MUI dari muhammadiyah) yang
menaruh hormat pada ustadz Jalal menunjukkan betapa hebat keilmuannya. Bahkan
konon katanya, mereka tidak berani mengatakan bahwa syi’ah itu sesat.
Selain penuturan tentang ustadz Jalal, yang bikin
ane kagum juga cerita mengenai kecerdasan al-marhum Gus Dur dengan kontroversi
pluralismenya. Konon katanya, beliau bisa menghafal salah satu kitab tafsir
saat beliau masih pesantren. Selain itu, katanya beliau pernah ditolak di
Al-Azhar hanya karena saking pandai dan cerdasnya beliau (bukan karena tidak
lolos tes, hhe). Kata kaka ipar ane, itulah yang dinamakan ilmu ladunni.
Terlepas dari benar atau tidaknya penuturan
tentang dua tokoh islam controversial di atas, ane mendapatkan secercah hikmah bahwa:
jangan melihat siapa dan dari golongan
apa, tapi lihatlah sedalam mana ilmunya, maka ambillah sebanyak-banyak manfaat
dari nya. Wallahua’lam bishshawab. Selain itu, ada tips nih, kalau pengen
menang dalam debat, maka perdalam dulu ilmunya, karena debat itu untuk adu otak,
bukan otot, hhe.
Tak terasa, perjalanan yang
menghabiskan waktu hampir dua jam tersebut pun harus berakhir. Ternyata diskusi
ringan yang kaya hikmah itu membuat kita berdua khususnya saya, lupa akan jauhnya
perjalanan, macet di jalanan dan panasnya terik matahari (bayangin aja gan, ane
nyampe di terminal jam 12 siang hanya dengan memakai kemeja). Semoga bisa
diberi kesempatan untuk berdiskusi lagi kakak, dan semoga cepat diberi
momongan, hhe aamiin.
Sekian dulu guys untuk
postingan kali ini, semoga bermanfaat ya. Kalau ada yang pengen diskusi lebih
dalam mengenai syi’ah dan tokoh2 yang ane sebutin di atas, mangga tinggal komen
di bawah aja. Suwun guys. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar