Kata itu yang menginspirasi diri ini untuk mengubah nama
blog dan mulai menulis lagi. Bukan ingin pamer atau sok alim, tapi kesadaranlah
yang menuntut diri untuk segera hijrah dan berubah dalam memahami hakikat diri
ini. Bagi para santri (bukan hanya yang mondok di pesantren) yang pernah
mengaji kitab-kitab Tasawwuf, khususnya Al-Hikam (karya Sang Guru Ruh Ibn
Athaillah Assakandary), pasti mengerti apa yang dimaksud dalam kalimat “seruan”
tersebut.
Ya Ayuha Salik adalah sebuah ungkapan seruan bagi para
peniti jalan, pencari hakikat diri. Semacam hash tag yang selalu menjadi
pengingat para pelaku nya agar terus berusaha memperbaiki diri dan lingkungan. Bukan
untuk dipuji, bukan untuk mencari sensasi, apalagi untuk pencitraan, tapi murni
menjalani fitrahnya sebagai wakil Allah di muka bumi.
Kita (red, manusia) tidak lain adalah ruhul kuddus (ruh yang
suci) yang diciptakan Allah Azza Wajalla sejak bermilyar tahun yang lalu, yang
sedang meniti perjalanan untuk kembali kepada Sang Pemilik nya. Kita hanya
singgah sebentar saja di bumi ini guna menciptakan kehidupan yang beradab.
Menanamkan nilai nilai ilahiah secara universal dalam bingkai syariat yang
telah Allah turunkan kepada Nabi-nabi nya.
Maka berhentilah tuk saling mengutuk, mencela dan menghina
golongan satu dengan golongan yang lain, Tapi berikanlah usaha terbaikmu demi perbaikan
Bumi ini. Karena Bumi ini begitu usang dan kotor, maka jangan kita tambah kebobrokannya
dengan kerusakan dari tangan-tangan kita sendiri. Biarlah Allah yang menjadi ‘wasitnya’,
karena memang hanya Dialah yang berhak Mengadili. Bukankah Dia Hakim Yang
Paling Adil?
Hasbunallah Wani’mal Wakiil, Wala haula Wala Quwwata Illa
Billah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar